Majemuk Itu Unik, Beragam Itu Asyik (Artikel) Muhammad Nuriyansyah

(Artikel ini meraih Juara Harapan 3 Cabang Penulisan Artikel Lomba Jurnalistik se Kepri Tahun 2024 oleh DPW PWMOI Kepri)

Majemuk, sebuah kata dengan arti yang cukup kompleks. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, majemuk berarti terdiri atas beberapa bagian yang merupakan kesatuan, sedangkan kemajemukan dapat diartikan sebagai keanekaragaman. Kemajemukan bagi bangsa Indonesia bukanlah sesuatu yang baru dan apalagi aneh. Sejak lama bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku, adat istiadat, bahasa daerah, warna kulit, bentuk rambut, agama, dan lain-lain yang berbeda-beda.

Bangsa Indonesia dikenal dan diakui sebagai bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu menyangkut berbagai aspek, baik yang bersifat fisik sehingga terlihat jelas, maupun yang bersifat non fisik sehingga tidak kelihatan, misalnya adat istiadat, bahasa yang digunakan, dan lainnya. Dari aspek fisik saja ada yang berkulit agak keputih-putihan, sawo matang, dan ada juga yang gelap atau kehitam-hitaman. Bentuk tubuhnya juga berlainan, dan begitu pula rambutnya. Perbedaan itu dalam hal-hal tertentu kadang sedemikian jauh, misalnya antara orang Kalimantan, Sumatera, Jawa dibandingkan dengan orang NTT dan atau orang Papua.

Kepulauan Riau sebagai daerah yang kerap disebut sebagai pusat peradaban terbesar suku bangsa Melayu. Namun, letak strategis sebagai wilayah yang merupakan perbatasan 3 negara (Indonesia, Malaysia, dan Singapura), didukung dengan munculnya zona perdagangan bebas dan perkembangan zaman juga turut menjadikan wilayah Kepulauan Riau sebagai wilayah yang plural. Dengan demikian, seharusnya kehidupan berbhineka sebenarnya sudah terbiasa. Di dalam satu kantor, sekolah, kampus atau lainnya terdapat berbagai jenis suku, bahasa daerah, adat istiadat dan lain-lain adalah dianggap lazim. Perbedaan tersebut seharusnya tidak menjadi halangan dalam mendapatkan rasa keadilan.

Di berbagai wilayah hinterland di Kepulauan Riau khususnya Kecamatan Kundur Utara Kabupaten Karimun, konsep kemajemukan sebenarnya bukanlah hal yang baru. Bertahun-tahun sejak kemerdekaan, masyarakat sudah hidup rukun dan damai tanpa adanya gesekan antar suku, adat, ras dan agama, meskipun Melayu sebagai suku asli mendominasi. Namun kemajemukan ini kadang menjadi unik bila disejalankan dalam dunia pendidikan.

Pendidikan keanekaragaman atau pendidikan multikultural, adalah proses yang membantu pelajar dalam memahami dan menghargai keragaman budaya, etnis, suku, dan agama. Pendidikan keanekaragaman dapat membantu pelajar dalam mengembangkan literasi etnis dan budaya, meningkatkan pemahaman dan toleransi, dan mengurangi stereotip, prasangka, dan diskriminasi.

Keberagaman di lingkungan sekolah mengacu pada keragaman budaya, agama, ras, gender, orientasi seksual, kemampuan fisik, dan perbedaan lainnya yang ada di antara pelajar, guru, dan staf sekolah. Keberagaman adalah kekayaan yang perlu dihargai dan dihormati di setiap lingkungan sekolah. Sekolah yang menghargai keberagaman dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung pelajar untuk belajar dari pengalaman dan perspektif orang lain. Ketika pelajar memahami keberagaman, mereka dapat lebih terbuka terhadap orang lain dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang budaya, nilai, dan adat istiadat yang berbeda dari milik mereka sendiri. Ini dapat membantu mereka membangun toleransi, empati, dan rasa hormat yang lebih besar terhadap orang lain.

Pelajar yang terbiasa dengan keberagaman juga cenderung lebih siap menghadapi dunia yang semakin kompleks dan global. Namun, keberagaman di sekolah juga dapat menimbulkan tantangan. Pelajar mungkin mengalami kesulitan berkomunikasi atau berinteraksi dengan pelajar yang berbeda budaya, ras, atau agama. Konflik antara pelajar yang berbeda latar belakang dapat terjadi dan menyebabkan masalah di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting bagi pelajar untuk memahami dan menghargai keberagaman, serta belajar bagaimana berinteraksi dengan orang yang berbeda dengan cara yang hormat dan efektif.

SMA Negeri 2 Kundur sebagai salah satu lembaga pendidikan menengah atas di Kecamatan Kundur Utara Kabupaten Karimun tak lepas dari berbagai problema kemajemukan dan keberagaman dalam pendidikan. Meskipun didominasi oleh mayoritas suku Melayu dan beragama Islam, namun sekolah tak lantas diskriminatif dan intoleran, melainkan berupaya keras dalam menciptakan iklim kemajemukan dan keberagaman dengan sikap saling menghormati dan saling menghargai.

Banyak cara yang telah dilakukan dalam usaha memelihara kemajemukan dan keberagam khususnya di lingkungan sekolah, khususnya di SMA Negeri 2 Kundur. Berlatar kepercayaan bahwa keberagaman di lingkungan sekolah adalah sebuah keniscayaan, maka untuk memastikan keberagaman ini menjadi sumber kekuatan dan bukan masalah, banyak upaya yang dapat dilakukan.

Pertama dengan memupuk rasa toleransi, pelajar perlu diajarkan tentang pentingnya saling menghormati dan memahami perbedaan. Toleransi adalah kunci untuk mengurangi konflik yang mungkin timbul akibat keberagaman. Lalu dengan meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Berbagai aktivitas yang melibatkan pelajar dari berbagai latar belakang dapat membantu memperkuat hubungan antar-pelajar. Diskusi, proyek kelompok, dan kegiatan bersama dapat mempererat ikatan.

Hal berikutnya adalah dengan mengadakan kegiatan yang dapat memupuk toleransi dan empati. Dengan mengadakan mengadakan pelatihan atau kegiatan yang mengajarkan pelajar tentang pentingnya empati dan bagaimana menghargai perbedaan. Ini akan membantu mengurangi prasangka dan stereotip. Dan terakhir dengan menyediakan ruang diskusi dan pengaduan. Pelajar harus merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah yang timbul akibat keberagaman. Membuka ruang diskusi dan pengaduan dapat membantu mengatasi masalah sebelum menjadi lebih besar.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, menghargai perbedaan, dan memastikan bahwa keberagaman menjadi kekuatan bagi semua pelajar. Sehingga dengan adanya lingkungan sekolah yang nyaman akan hal ini, kemajemukan akan terasa unik, dan keberagaman akan terasa asyik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *